KU BAWA RASA INI PADA MALAIKAT




      Jam beker berbunyi sampai membangunkan tidur Rina. Dengan wajah kusut bin berantakan dia berjalan malas-malasan ke kamar mandi. Seperti biasa,dia segera sarapan dan langsung berpamitan untuk berangkat sekolah. Rina sekarang duduk di kelas XI IPA di SMA Terang Gelap. Dia mempunyai kakak laki-laki yang kini menempuh pendidikan di salah satu Universitas ternama di Semarang. Kehidupan Rina seakan sempurna,dia pintar,cantik,dan punya orang-orang yang selalu menyayanginya sepaerti keluarga dan sahabatnya.
*   *   *
Sesampainya di Sekolah suasana tampak ribut sekali dan terdengar suara anak-anak yang sedang
ngobrol dan bercanda.   
        “Lama banget datangnya, Rin,” ujar Dina
        “Yang pentingkan udah sampai sekarang,”jawab Rina dengan muka sok polosnya
Bel masuk telah berbunyi,Pak Jan guru fisika pun masuk kelas dengan wajah seramnya. Selama pelajaran berlangsung murid-murid dengan seksama memperhatikan pelajaran yang diberikan,meskipun sebenarnya nggak tau apa yang diajarkan tadi.
*   *   *
       “HUH,rame banget kantinnya ya,”sembur Rina
       “Eh Eh itu Andra lagi duduk berdua sama cewek cantik Rin,”timpal Dina
       “LUWEH,”jawab Rina dengan muka cengengesan
Sebenarnya dalam hati Rina panas banget karena liat Andra dengan cewek,tapi mau gimana lagi kan Andra dengan Rina nggak ada hubungan special.
      Selesai jajan di kantin,Rina dan Dina segera berjalan menuju basecamp mading mereka. Mereka segera mempercepat jalan karena rapat untuk lomba mading telah dimulai dari tadi.
      “Lama banget kalian,ayo masuk!”seru Bu Dira
      “Iya Bu Maaf,”timpal Dina
*   *   *
      Usai bel sekolah berbunyi,Rina langsung lari menuju halte depan sekolah karena dia janji akan membantu bunda nyiapin buat arisan. Tiba-tiba Andra nongol dengan senyum sok ramahnya.
      “Halo, Rin dapet salam dari Deny,”ucap Andra
      “Wah..aku pengennya dapat salam dari kamu aja deh,”balas Rina dengan gaya mengejek
Tak berapa lama,bis Rina pun segera berpamitan dengan Andra. Sebenarnya ada rasa sesal mengapa dia tidak bisa ngobrol panjang dengan Andra.
*    *   *
      Keesokan harinya Rina sarapan dengan lahapnya hingga menghabiskan 2 porsi nasi dengan cepatnya.
      “Haduh,anak bunda kenapa makannya banyak bener?”tanya Bunda dengan terheran-heran
       “Mau macul kali Bun,”ledek ayah
      “Weee sabar-sabar,Rina makan banyak itu karena akan banyak energi yang terbuang hari ini,”jawab Rina




      “Emang Rina mau ngapain ?”tanya Bunda
      “Hari ini Rina pulang sore ya soalnya harus nlembur buat lomba mading besok,”ujar Rina
Setelah makan selesai Rina segera berpamitan dan melesat menuju sekolahan.
      Pelajaran pertama hingga terakhir telah dilewati Rina dengan susah payah,dan kini saatnya bekerja untuk membuat mading.
     “Din,sholat dulu ya,”pinta Rina
      “Oke mak boss,”jawab Dina
Mereka pun berjalan berdampingan menuju masjid sekolah dengan bercanda.Setelah sholat selesai disana ada Andra yang lagi duduk bersama tim futsalnya di serambi masjid. Dengan jantung berdebar-debar Rina melesat cepat dihadapan mereka.
      “Kenapa jalannya cepet-cepet sih ?” tanya Dina
       “nggak papa.Biar cepet sampai,” jawab Rina
       “Cepet sampai atau deg –degan lewat depan Andra ?” ujar Ana sambil senyum mengejek
Lalu akhirnya mereka tiba di basecamp dan segera membuat mading. Setelah berkutik dengan alat-alat mading selama 3 jam,Jemy selaku ketua mading menyuruh Rina mengambil papan diatas almari. Dengan sigap Rina pun menaiki kursi dan segera mengambilnya. Lalu tiba-tiba BRUUUUKKKKK. Rina jatuh dan pingsan. Dengan susah payah,teman-teman membawanya ke UKS. Melihat kejadian itu Dina langsung mencari Andra dan menceritakan semuanya.
      “Kamu mau nganterin pulang Rina kan, dia masih pingsan,” pinta Ana
      “Kamu kan tau rumahku jauh banget dari rumah dia,” jawab Andra
Mendengar jawaban Andra,Dina langsung ngacir meninggalkan Andra dengan wajah yang kecewa.
      Di UKS Rina sudah terbangun dengan wajah pucatnya,Dina yang saat itu telah sampai di UKS menawarkan diri untuk mengantarnya pulang,tapi Rina menolak karena takut merepotkan. Tiba-tiba Andra datang dan menggandeng tangan Rina.
      “Mau dibawa kemana aku ini ndra ?,”tanya Rina
      “Aku anter pulang kamu.Jangan membantah,” kata Andra
Disana Dina pun tersenyum geli melihat kelakuan mereka berdua.
*   *   *
      Suara motor berhenti di depan Rumah Rina. Rinapun segera turun dan tak lupa mengucapkan terimakasih pada Andra.
     “Makasi ya Ndra,” ucap Rina dengan suara pelannya
     “Iya sama-sama,habis ini astirahat sana,” jawab Andra dengan muka sok cueknya
Rina langsung masuk kamar dan mendekap guling empuknya sambil senyum-senyum sendiri membayangkan wajah Andra. Tak berapa lama dilihatnya layar hpnya ada pesan dari Andra. Melihat pesannya Rina dengan jantung deg-degan membalas pesan Andra.
*   *   *
      Hari Sabtu sepulang sekolah seperti biasanya Dina dan Rina mampir di kantin untuk makan dan saling bercanda. Setelah selesai makan mereka berdua berjalan menuju halte depan sekolah untuk pulang ke rumah.
      “Nungguin apan Rin dari tadi nliatin HP mulu ?” tanya Dina dengan wajah lugunya
      “Nggak nungguin apa-apa kok,” jawab Ana dengan suara gugupnya
      “Nunggu SMS dari Andra ya,baru ketemu kok udah kangen aja sih,” timpal Dina dengan senyum mengejek
Bis pun datang dan Rina segera lari masuk bis hingga lupa pamit dengan Dina. Dina menggeleng kepala dengan mulut manyun.
*   *   *
      Sabtu malam harinya dengan gelisah Rina harap-harap cemas menunggu SMS dari Andra. Dalam batinnya kenapa nggak SMS juga ya itu anak. Tiba-tiba Bunda memanggil membuyarkan lamunan Rina.
      “Rin Rin dicari temenmu di bawah,” panggil Bunda
      “Iya Bun aku segera turun,” jawab Rina


Rina pun langsung turun menuju ruang tamu sambil berfikir siapa yang datang. Ternyata yang datang adalah orang yang saat ini dia tunggu yaitu Andra.
      “Rin anterin keluar ya,” pintaAndra
      “Mau kemana emangnya ?” tanya Rina
      “Ada aja ikut dulu aja nanti kan tau sendiri,” timpal Andra
Rina langsung melesat menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Disemprotnya parfume ke seluruh tubuhnya. Tak lupa menaburkan bedak tipis ke wajahnya. Setelah berdandan cantik dia bergegas turun menemui Andra. Andra yang saat melihat Rina pun terpaku melihat eloknya wajah Rina. Mereka berdua lalu segera tancap gas untuk muter-muter menikmati kota Semarang di malam hari. Ada rasa senang yang tak bisa diungkapkan Rina kala menghabiskan waktu berdua dengan Andra,perasaan yang tentunya membuat Rina tak bisa tidur semalaman untuk membayangkan wajah Andra.
*   *   *
      Tak terasa hari Senin datang lagi,ketika murid-murid kembali ke aktivitas mereka yang super padat yaitu belajar. Hari-hari belakangan ini membuat Rina semangat untuk mengarungi hari-hari membosankannya. Dina dan teman-temannya merasa heran karena teman mereka yang satu ini semakin murah senyum dan selalu bahagia sepanjang hari.
     “Kamu kenapa Rin bahagia banget akhir-akhir ini ?” tanya Dina dengan celelekan
      “Masak sih,aku nrasa biasa aja kok,” jawab Rina
      “Wah jangan-jangan lagi fall in love nih,” canda Dina
      “Ngarang aja sukanya kamu,” ujar Rina dengan cengengesan
*   *   *
      Tak terasa hari Minggu telah datang lagi,seperti biasa keluarga Rina bergotong royong membersihkan rumah mereka yang semrawut. Tak berapa lama kemudian Rina pingsan lagi dan kini dia mengeluarkan darah pada hidungnya. Melihat keadaanya, kakak beserta orang tuanya segera melarikan dia ke Rumah Sakit Bina Bangsa. Setelah diperiksa dokter ternyata diketahui bahwa Rina mengidap penyakit kanker darah stadium akhir. Sontak pernyataan dokter itupun membuat kaget keluarga Rina. Karena tak tahan memendam kesedihan,air mata Bunda menetes deras. Disisi lain Rina yang tak sengaja mendengar perkataan dokter hati rina seperti tertusuk belati,apalagi umur Rina kata dokter tidak lama lagi. Namun kini dia mencoba tabah dengan cobaan yang diberikan Allah kepadanya.
*   *   *
      Satu bulan sudah,Rina terbaring di kasur rumah sakit. Kondisi Rina semakin membaik tapi tetap membahayakan. Namun dengan kondisinya saat ini dia sangat bersyukur karena selalu ada orang-orang tersayangnya di samping Rina. Dina dan Andra yang sepulang sekolah menengok untuk menghiburnya mampu mengobati sakit yang kini ia rasakan.
      “Bun,aku ingin jalan-jalan menghirup udara segar,boleh?” pinta Rina
      “Iya sayangku,nanti biar Dina dan Andra yang mengantar,” jawab Bunda
      “Makasih Bunda,Rina sayang Bunda,” ucap Rina
Mendengar kalimat itu Bunda langsung memeluk anak terakhirnya dengan mata berkaca-kaca.
      Diatas kursi roda,Rina duduk dan didorong oleh Andra di dampingi Dina yang selalu curhat pada Rina.
      “Nanti sore kamu bisa pulang santei aja,” ujar Andra
      “Pastinya dong aku kan bosen disini terus.Makasih ya sahabat-sahabat terbaikku,”jawab Rina
      “Kita butuhnya itu kamu cepet sembuh bukan ucapan makasih,” canda Dina
      “Aku pasti sembuh kok,” sergah Rina dengan semangat 45
*   *   *
      Sepulang dari rumah sakit Rina menjalani hidupnya seperti biasa namun kali ini Bunda harus mengawasi Rina dengan ketat. Di sekolah,Rina pun tetap jadi dia seperti biasanya malahan kali ini dia lebih peduli dengan teman-temannya dan lingkingan sekitarnya. Setiap pulang sekolah ada Andra yang selalu mengantarkannya pulang. Meski rumah Andra nan jauh dari rumah Rina,dia tetap setia mengantarkan pujaan hatinya.
      “Rin kita sholat dulu mau nggak?” tanya Dina
      “Okee.Ayo kita ke masjid,”jawab Rina
Kali ini wajah Rina tak secerah biasanya,mukanya kelihatan lebih pucat namun ada aura kecantikan yang terpancar dan suaranya lebih halus sekali dibanding biasanya. Setelah selesai sholat Rina dan Dina duduk untuk bercerita.
    


      “Din,aku mau minta maaf kalo selama ini sering merepotkan kamu,” ucap Rina
      “Iya sama-sama,” jawab Dina dengan ekspresi bingung
      “Ow iya makasi ya buat selama ini nanti kalo nyawaku diambil akan ku ceritakan pada malaikat tentang kebaikanmu selama ini,” sembur Rina
      “Kok ngomongnya gitu,tenang aja Allah pasti memberikan kamu jalan yang terbaik dan kamu pasti akan jadi sahabat terbaiki selamanya,” jawab Dina
Mereka berdua saling berpelukan dan menahan air mata yang akan jatuh ke pipi mereka. Tiba-tiba Andra datang dan menawarkan untuk pulang sekarang. Dengan bergegas Rina berpamitan dan sekali lagi memeluk sahabatnya itu.
      “Ndra,kita ke taman kompleks dulu ya aku mau istirahat dulu,” tanya Rina
      “Oke neng manis,” jawab Andra dengan senyuman mautnya
Sesamapainya di taman kompleks,mereka berdua asyik melepas canda dan tawa. Wajah mereka berdua kelihatan girang sekali.
      “Makasi ya Ndra untuk semuanya,” sembur Rina
      “Iya Rin aku juga makasi karena telah membuat hariku begitu barmakna,” jawab Andra
      “Aku sayang kamu Rin,” tambah Andra
Rina pun menyenderkan kepalanya di bahu Andra dan tersenyum manis sekali hingga membuat terpana.
      “Akan aku bawa rasa sayang ini ke Malaikat,” jawab Rina
Tak beberapa lama setelah mengucapkan itu mata Rina terpejam sambil tersenyum,tangannya menjadi dingin dan suara nafasnya semakin lama semakin hilang. Mengetahui hal itu Andra tak kuasa meneteskan air mata kepergian yang mendalam.
*   *   *
      Di upacara pemakaman Rina sudah banyak sekali orang yang berkumpul untuk mengantarkan Rina ke peristirahatan yang terakhirnya. Tampak orang-orang terdekat Rina seperti Bunda,Ayah,Kakak,Dina dan Andra yang berusaha ikhlas melepaskan orang yang mereka sayangi selama ini.
      “Ini ada surat dari Rina untuk kalian,” ucap bunda


Dear orang yang Rina sayang (Bunda,Ayah,Kakak,Dina dan Andra ),

Selama ini Rina selalu merepotkan kalian dan menyusahkan kalian. Rina mau minta maaf jika selama hidup Rina telah melukai hati kalian. Terimakasih telah menjadi orang terdekat dalam hidup Rina.Akan ku ceritakan pada malikat tentang kebaikan kalian. Semoga Rina bisa bahagia di sisi Allah dengan doa kalian semua.
Rina sayang kalian semua... Jangan tangisi Rina ya....


                                                                                                                                   

                                                                                                                                                         Oleh
Choirin Masita


Comments

Popular Posts