Aku, dia dan Dia

     Dalam setiap langkah, pelajaran pertama yang selalu aku ingat adalah melibatkan Dia. Iya, Dia yang mempunyai segalanya dan pemilik alam semesta ini.
     Pun, saat aku akan memilih pasangan hidup.  Rumah tangga adalah ibadah terlama yang harusnya semakin mendekatkan pada Allah. Itulah kenapa pentingNya memilih pasangan yang mencintai Rabbnya begitu dalam.
     Aku kira setelah mendapatkan berbagai ilmu pra nikah yang mencukupi, segalanya terasa mudah saat setelah menikah. Tapii big no no no, teorii saja tidak cukup ternyata mempertahankan rumah tangga yang bagaikan naik roller coster sambil makan permen nano nano. Iyap kecut manis asem paitttt lagi hahahaa. Perlu adanya pengertian, sabar, ikhlas, dan tawakal menghadapi dua kepala yang berbeda watak. Satu tahun pertama cukup membuat pelajaran berharga dalam pernikahan kita. Saling mengerti, memahami, kesabaran dan banyak pelajaran yang masih sulit kami kuasai. Dan akhirnya tempat sujudlah yang sering aku gunakan untuk menangis mengadu pada Rabbku.
    Asyik bukaan perjalanan menikah itu. Tapi kunci yang ada adalah Dia.  Iyaa, ketika dalam rumah tangga kedua kepala ini saling mendekatkan pada Rabbnya maka insyaallah rumah tangga menjadi kuat.  Dan sebaliknya ketika dua kepala ini lalai pada Rabbnya maka pegangan ini menjadi goyah sehingga adaa sajaa yang membuat segalanya menjadi rapuh.
     Ya allah, belum pernah aku kecewa saat aku berdoa padaMu, kuatkanlah hati kami diatas agama Mu,  dan jadikanlah pernikahan ini berkah di mataMu.  Aamiin

Comments

Popular Posts