LAPORAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN (NYERI) PADA NY. W DENGAN DYSPEPSIA DI IGD RSUD UNGARAN




I.     Tinjauan Teori Dyspepsia

A.  Pengertian Dyspepsia
Menurut Almatsier tahun 2004, dispepsia merupakan istilah yang menunjukkan rasa nyeri atau  tidak  menyenangkan  pada bagian atas perut. Kata dispepsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti  “pencernaan yang jelek”
Berdasarkan konsensus Roma tahun 1999, dispepsia diartikan sebagai rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berpusat pada perut bagian atas (Chang 2006). Ketidaknyamanan tersebut dapat berkaitan dengan masalah organik pada saluran cerna bagian atas, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), gastritis, tukak peptik, gangguan kandung empedu (kolesistitis), atau patologi teridentifikasi lainnya.
Dyspepsia merupakankumpulangejalaatausindrom yang terdiridarinyeriuluhati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, ataucepatkenyang, sendawa (Dharmika, 2001).Sedangkanmenurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakankumpulangejala yang sudahdikenalsejak lama, terdiridari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, sertamual-mual.
Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai dengan nyeri ulu hati (epigastrium), mual, muntah, kembung, rasa penuh atau rasa cepat kenyang dan sendawa. Dispepsia sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, keluhan ini sangat bervariasi, baik dalam jenis gejala yang ada maupun intensitas gejala tersebut dari waktu kewaktu (Arief, 2001).
Sehingga, Dyspepsia adalah suatu penyakit yang terjadi di saluran cerna yang ditandai dengan rasa nyeri pada bagian atas perut, mual, muntah, kembung, cepat kenyang dan merupakan kumpulan gejala yang terjadi sejak lama.





B.  Penyebab Dyspepsia
Penyebab Dispepsia adalah menurut Cherry, 2007 antara lain :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
7. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Kecemasan atau depresi
10. Infeksi bakteri Helicobacter pylori

C.  Tanda dan Gejala Dyspepsia
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe :
1.      Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala:
a.       Nyeri epigastrium terlokalisasi
b.      Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid
c.       Nyeri saat lapar
d.      Nyeri episodik
2.      Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala:
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual
d. Muntah
e.  Upper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)
f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3.      Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas) (Mansjoer, et al, 2000).
Sindroma dyspepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri, pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung). Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.

D.  Mekanisme Penyakit Dyspepsia
Salah satu infectious agent dispepsia adalah Helicobacter pylori. Sebagian besar individu yang terinfeksi tetap asimptomatik sepanjang hidupnya dan sebagian berkembang menjadi tukak peptik atau keganasan. Pada tukak peptik/keganasan dapat terjadi perdarahan dan akhirnya kematian.Helicobacter pyloridalam tubuh akan timbul di dalam lambung, oleh karena itu dianggap masuknya organisme ini dianggap dapat melalui air liur, muntahan atau melalui tinja. Cara penularan Helicobacter pylorimasih belum diketahui secara pasti. Penularan kemungkinan melalui oral-oral, fecal-oral atau gastro-oral.
Air liur dianggap sebagai sumber penularan yang potensial, karena air liur dapat mengikuti regurgitasi atau muntah sehingga mikroorganisme lambung dapat mencapai rongga mulut. Muntahan diduga bisa menjadi sumber penularan, Galal dkk berhasil melakukan biakan dari muntahan pada sebagian subjek penelitiannya. Pada penelitian lain Parsonnet melakuka n biakan pada bahan muntahan, air liur dan tinja. Hasilnya menunjukkan bahwa bahan muntahan mengandung jumlah kuman terbanyak dibandingkan dengan air liur dan tinja. Rute fekal-oral dianggap merupakan jalur utama infeksi enteric tetapi pada kenyataannya Helicobacter pyloridari sediaan tinja sulit ditemukan (USU, 2011).








   Menurut Arief, 1999 dalam buku KapitaSelektaKedoteranEdisi III, menggambarkan mekanisme penyakit dyspepsia sebagai berikut :

Stimulankimiawi (terlaluasam)

Termal (terlaludingin/panas)

Erosit (kafein, obat-obatan)

Iritasilambung (asamlambungmeningkat)

Dispepsia


Gangguan rasa nyaman:       proses perjalananpenyakit     perasaanmual/muntah
Nyeri epigastrium                  kejaringansel-selotak                (anoreksia)

E.  Diagnosis
Diagnosa yang mungkin timbul antara lain (Fadilah, 2012):
1.      Gangguan rasa nyaman sepertinyeriepigastrium
2.      Potensialperubahannutrisikurangdarikebutuhantubuh karenamual
3.      Kurangperawatandirikarenakelemahan

F.   Pemeriksaan Penunjang
1.      Pemeriksaan Radiologi
a.     OMD dengan kontras ganda
b.    Serologi Helicobacter pylori
c.     Urea breath test
2.      Pemeriksaan Endoskopi
a.     CLO (rapid urea test)
b.    Patologi anatomi (PA)
c.     Kultur mikroorganisme (MO) jaringan
d.    PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian.



Manjoer, A, et al, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. edisi 3, Jakarta, Medika
            aeusculapeus
............. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Fadilah, Haris. 2012. “Tinjuan Teoritis Dyspepsia”. Dalam http://hariskumpulanaskep.blogspot.com/2012/01/askep-dispepsia.html. Diakses 17 Juli 2013.
Suzani, Cherry. (2007). Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Depok : SMK Raflesia

Comments

Popular Posts